Kamis, 28 Februari 2013

SPBy (Surat Perintah Bayar)

SPBy adalah sebagai dasar pembayaran atas UP yang disetujui dan ditandatangani oleh PPK atas nama KPA. SPBy dapat dibuat melalui aplikasi SPM pada user yang biasa digunakan untuk membuat SPP.  Setiap satu kuitansi diterbitkan satu SPBy

Format SPBy :





























13 komentar:

  1. mau tanya nih mas....
    1. utk nilai belanja berapa aja yg menggunakan SPBy.... (karena klo setiap satu kuitansi diterbitkan SPBy, artinya utk belanja yang sd 50 jt yaa seperti perpres 70 / 2012)
    2. apakah hanya u/ belanja UP saja ...
    Trims sebelumnya mas..

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. setiap belanja yang membebani UP atau tiap transaksi diterbitkan SPBy meskipun itu hanya Rp 1000 rupiah...intinya tiap transaksi yang membebani UP diterbitkan SPBy

      2. yah hanya untuk UP Saja

      Hapus
    2. karena UP melibatkan uang fisik yang ada pada Bendahara Pengeluaran. Bendahara Pengeluaran perlu adanya bukti tertulis bahwa memang belanja tersebut merupakan transaksi yang ter-otorisasi secara baik dan juga sebagai sarana melindungi Bendahara Pengeluaran sendiri. demikian menurut pendapat saya.

      Hapus
    3. Apakah SPBy sama dengan SPM? Kalau berbeda, jelaskan perbedaannya.

      Hapus
  2. Maaf Mas mau tanya nih,,,
    1. Apakah pembuatan SPBy ini harus melalui aplikasi SPM? apa tidak bisa kita buat secara manual melalui excel atau word?

    2. Untuk sistem penomoran SPBy, apa bisa qta menggunakan nomor yang sama dengan nomor kwitansi pada BKU.

    3. Untuk SPBy yang dibuat melalui aplikasi SPM, jika ada kesalahan qta mau edit gak bisa. trus klo qta delete mau ganti SPBy nya nomor lanjut terus ya?? pengaruh gak ya klo nanti ada pemeriksaan?

    Terima kasih sebelumnya ya mas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Secara umum langkah Baiknya melalui Aplikasi SPM karena bapak dan Ibu Tidak Usah Mengetik lagi...Tapi kalo emang mempersulit silahkan menggunakan Exel atau apalah yang membuat bapak/ibu mudah...Aplikasi Hanyalah alat untuk memepermudah

      2. Penomoran diserahkan kebijakannnya kepada satker masing2

      3. Sepengetahuan Saya Bisa Di Edit melalui Menu UBAH...memang kalihatannya seperti tidak bisa di edit karena berwarna ABU2...tetapi coba diketik pasti bisa..dan jangan lupa disimpan hasil editannya..sementara emang kalo kita delete nomor akan terus berlanjut...Apkah bisa mempengaruhi pemerikasaan?...bapak bisa membuat laporan mengenai nomor yang terpakai atau tidak terpakai sehingga pada saat pemerikasaan ada bukti/alasannnya

      Semoga Bisa Membantu

      Hapus
    2. terima kasih banyak mas atas penjelasannya.

      Hapus
  3. Assalamualaiku wr wb. Mas, Pada Format SPBy ada penerima uang utk belanja yang menggunakan dana UP. apakah ditandadatangani oleh rekanan/toko sesuuai faktur pembelian.
    Terima kasih.

    BalasHapus
  4. ASS. WR. WB, MAS, MAU TANYA, APAKAH ADA SANKSINYA SEANDAIANYA SPBy TIDAK DIBUAT ? TKS. WASS

    BalasHapus
  5. Mohon info donk ..saya bru jadi bendahara oengeluaran 18-01-2016..bru resmix seh walau sk awal januari..
    Saya masih bingung ne msalah spby
    .spby di buat berdasarkan nota /kwitansi yg telah d trima..nh yg ingin saya tanyakan apakah kwitansi yg notabene bayarx hnya 30.000 atw 50.000 harus d buat kan spby..atw bisa kh saya jadikan satu nota dengan output yg sama bru saya buatkan spby.mohon infox

    BalasHapus
    Balasan
    1. setiap belanja yang membebani UP atau tiap transaksi diterbitkan SPBy meskipun itu hanya Rp 1000 rupiah...intinya tiap transaksi yang membebani UP diterbitkan SPBy

      Hapus
  6. Saya mau bertanya.apakah tanggal dan nomor surat spby harus di isi

    BalasHapus